Sifat umum Kriya Akademis biasanya mempunyai nafas kontemporer. Kesan Abstrak yang biasanya susah dipahami apabila Masyarakat yang memang tak memiliki pengetahuan apa-apa tentang bagaimana mengapresiasikan sebuah karya seni, apalagi membaca karya kriya.
Mengingat tingkat Apresiasi Masyarakat yang terasa kurang itu,maka jelas saja karya kriya akademis yang demikian itu terasa kurang diminati.
Justru sebaliknya, apresiasi masyarakat terasa lebih terbuka dengan Kekriyaan yang sudah hidup dan berkembang dihadapannya, yang memang terlahir bukan dari tempaan Akademis, seperti jenis ukiran-ukiran tradisi, dll.
Dengan membaca keinginan Masyarakat yang demikian itu , otomatis para jebolan kriya akan dengan sendirinya mengikuti kemauan masyarakat, yang memang keampuhan karya-karyanya dapat menembus pasaran atau menguasai pasar.
Ataupun Mahasiswa kriya yang sudah menyelesaikan tingkat pendidikannya, akan lebih memilih pada bidang pekerjaan yang lain semisal menjadi tenaga pengajar, atau ingin dipekerjakan pada bidang Kebudayaan, Pariwisata ketimbang menjadi seniman kriya sejati.
Dan yang terakhir adalah, adanya keengganan Mahasiswa kriya untuk berkarya yang disebabkan oleh kurangnya persediaan dana atau tidak adanya lembaga-lembaga yang mewadahi dalam mengembangkan keilmuan yang telah didapatkannya diperguruan tinggi.